Para ulama berbeda pendapat tentang apakah gaji wajib dizakati atau tidak jika telah mencapai nishab (senilai 86 gram emas). Namun, semuanya menetapkan bahwa sebagian penghasilan hendaknya diberikan kepada mereka yang membutuhkan atau sebagai amal sosial dalam bentuk zakat—bagi yang mewajibkannya—dengan persentase tertentu, atau dalam bentuk sedekah—bagi yang tidak mewajibkannya—dengan jumlah sesuai dengan keikhlasan masing-masing.
Tidak ada halangan menyerahkan zakat kepada keluarga jauh yang tidak menjadi tanggungan wajib. Tetapi, para ulama berbeda pendapat tentang menyerahkan zakat kepada keluarga dekat, seperti ayah, ibu, anak, saudara, paman, dan dengan banyak perincian. Jika keluarga itu berkedudukan sebagai pengelola zakat (‘âmil) atau terlantar dalam perjalanan atau memiliki utang akibat amal-amal saleh yang dilakukannya, maka zakat boleh saja diserahkan kepada mereka. Sebab, waktu itu penyerahannya bukan disebabkan oleh kekerabatan, melainkan oleh sebab lain sebagaimana Anda baca di atas. Tetapi, jika penyerahan itu didasarkan pada alasan bahwa sang kerabat itu fakir miskin, maka ini pun boleh dilakukan dengan syarat bahwa zakat si wajib zakat diserahkan terlebih dahulu kepada BAZIS. Kemudian, lembaga semi pemerintah ini menyerahkannya kepada keluarga dekat seperti ayah, ibu, anak, dan sebagainya.
Tetapi, jika yang bersangkutan sendiri membagikan zakatnya secara langsung kepada keluarga yang wajib ditanggung belanja hidupnya seperti ayah, ibu, dan anak, maka apa yang diserahkannya itu tidak dinilai sebagai zakat, tetapi sedekah.
Sebab, sebagaimana disebutkan dalam sabda Nabi yang diriwayatakan
oleh Imam Ahmad, “Engkau dan hartamu milik ayahmu.” Apa pun yang secara ikhlas diberikan kepada mereka dinilai sebagai sedekah. Memang, ada ulama seperti Ibnu Taymiyyah yang berpendapat bahwa boleh menyerahkan zakat kepada kedua orangtua ke atas (nenek dan kakek), atau anak ke bawah (cucu) selama mereka miskin, sementara yang berzakat berpenghasilan pas-pasan dan keadaan dan tanggungannya yang lain (seperti anak dan istri) akan terganggu bila membelanjai lagi orangtuanya.
Tentang zakat untuk adik, di sini juga terdapat perbedaan pendapat. Agaknya, kita dapat menganut pendapat yang menyatakan bahwa zakat tidak boleh diberikan kepada orang yang ditanggung kebutuhan hidupnya oleh pembayar zakat. Imam Syâfi‘î berpendapat bahwa yang wajib ditanggung kebutuhannya adalah ibu, ayah (ke atas), dan anak-anak (ke bawah). Mazhab Imam Mâlik lebih sempit. Mereka hanya mewajibkan ayah untuk menanggung kebutuhan hidup anak-kandungnya yang lelaki sampai baligh, dan yang perempuan sampai kawin dan digauli suaminya. Adapun cucu, sang kakek tidak harus menanggungnya. Begitu pula, cucu tidak harus menanggung kebutuhan hidup kakeknya.
Setelah dewasa, anak berkewajiban menanggung kebutuhan hidup kedua orangtuanya yang miskin. Suami berkewajiban menanggung kebutuhan hidup istrinya dan kebutuhan hidup seorang pembantu untuk istrinya. Saudara lelaki maupun perempuan tidak menjadi tanggungan. Karena itu, mereka boleh diberi zakat. Dalam pandangan mazhab ini, bahkan anak yang telah dewasa—walau mampu bekerja tetapi masih membutuhkan, misalnya sedang menuntut ilmu—boleh
diberi zakat. Singkatnya, tidak ada halangan dalam mazhab Mâlik dan Syâfi‘î untuk memberikan zakat kepada adik-adik selama mereka memenuhi salah satu kriteria kelompok yang berhak menerima zakat.
Wallâhu a‘lam.
(http://www.anneahira.com)
Thursday, June 27, 2013
Wednesday, June 5, 2013
Membentuk Marketing Berkualitas
Pertanyaan yang sering muncul dari para manajer pemasaran adalah bagaimana membentuk tenaga salesman yang tangguh dengan cepat. Tenaga penjualan merupakan kunci keberhasilan penjualan sebuah produk, iklan dan pemberitaan saja tidak cukup. Tenaga salesman inilah yang menjangkau hingga ke tingkat konsumen atau setidaknya ke tingkat pedagang retail yang langsung berhubungan dengan konsumen.
Tenaga salesman yang tidak punya passion terhadap pekerjaanya hanya akan menjadi mesin pengantar barang yang tidak akan mampu mempengaruhi peningkatan pemasaran. Mengapa membutuhkan passion untuk pekerjaan salesman?. Pekerjaan salesman adalah pekerjaan yang paling sering mengalami penolakan dari konsumen. Satu atau dua penolakan mungkin masih belum begitu terasa, tapi bisa dibayangkan jika terjadi puluhan penolakan setiap harinya. Akibatnya banyak tenaga salesman yang hanya memiliki mental dan kemauan biasa-biasa saja akan berhenti bekerja dalam waktu singkat.
Saya sering mendengar sendiri dari orang-orang yang sedang mencari pekerjaan – orang ini benar-benar membutuhkan pekerjaan – namun ketika mengetahui pekerjaan yang ditawarkan adalah marketing atau salesman, mereka bertanya “Ada lowongan untuk bidang lain apa tidak Pak?”. Spontan saya tanya balik, “Memang kalau pekerjaanya pemasaran kenapa?”.
Alasan yang paling banyak mereka ungkapkan adalah tidak siap ditolak, kemudian gajinya tidak tetap. Untuk alasan pertama mungkin secara alamiah manusia memang tidak ingin mengalami penolakan. Namun untuk alasan kedua saya kira bukan bawaan lahir, tapi mind set yang terbentuk dari perjalanan kehidupan atau pendidikan yang ia dapatkan.
Saya sering tanya balik, “Anda pilih gaji tetap, tapi tetap kecil, atau gaji yang tidak tetap, kemungkinanya gaji anda bisa sangat besar atau bahkan tidak gajian sama sekali?”. Hasilnya sangat mengejutkan, lebih dari 80% pelamar menjawab ingin gaji tetap walaupun kecil asal masih diatas UMR.
Saya tidak tahu kenapa banyak sekali orang yang tidak berani bertaruh masa depanya dengan kemampuan yang dimiliki. Orang-orang yang mengharapkan gaji tetap tadi, menggambarkan bahwa ia tidak yakin dengan kemampuanya. Orang-orang seperti ini biasanya ketika bekerja tidak punya prestasi yang gemilang, apapun bidang pekerjaanya. Biasanya orang-orang seperti ini tidak punya mimpi yang besar tentang masa depanya, yang penting sudah bisa hidup normal, sudah OK.
Profesi salesman adalah profesi yang hampir mendekati pengusaha, karena disitu ia mempertaruhkan masa depanya pada hal-hal yang belum pasti, bisa untung, bisa rugi, bisa untung besar sekali atau bisa juga tidak mendapatkan apa-apa. Dibutuhkan jiwa entrepreneurship untuk bisa sukses menjadi salesman. Mungkin ini yang menyebabkan kebanyakan eksekutif sebuah perusahaan lebih banyak berasal dari divisi marketing ketimbang divisi lain.
Saya juga sering mendapatkan pertanyaan dari tenaga pemasaran yang belum lama terjun dibidang pemasaran. “Pak bagaimana caranya kita menjual produk tanpa penolakan dari calon konsumen?”. Saya bilang “Tidak ada caranya”. Bahkan produk itu anda jual kepada orang tua anda sendiri, atau bahkan anda jual kepada diri sendiri saja, masih mungkin mengalami penolakan, apalagi dijual kepada orang lain yang belum anda kenal. Salesman paling hebat di duniapun tidak akan bisa menjual produk tanpa kemungkinan penolakan.
Yang bisa dilakukan adalah memperkecil angka penolakan atau memperbanyak penawaran sehingga kemungkinan terjualnya bertambah besar.
Bagaimana cara memperkecil angka penolakan? Tentu dengan meningkatkan kualitas penawaran, mencari cara yang tepat agar mudah diterima, meningkatkan kemampuan menangkap keinginan calon konsumen dan cara-cara lain yang bisa meningkatkan mutu penawaran, baik secara proses maupun secara konten.
Sekarang pertanyaanya menjadi bagaimana cara meningkatkan mutu penawaran?.
Mutu penawaran tidak bisa lepas dari dua hal, yakni sistem yang telah dibentuk oleh marketing senior diperusahaan dan jam terbang salesman itu sendiri. Sistem yang telah dibakukan oleh perusahaan berdasarkan pengalaman para marketing senior yang sudah sarat dengan pengalaman di lapangan bisa membantu mengatasi masalah ini dengan instan. Namun tetap saja harus diiringi oleh kemampuan salesman mengimplementasikan sistem tersebut agar tetap luwes dan disesuaikan dengan gaya pemasaranya sendiri.
Lalu bagaimana cara meningkatkan jam terbang?
Kalau yang satu ini tidak bisa ditawar-tawar. Jam terbang tidak bisa dimanipulasi atau dibohongi. Jam terbang artinya berapa jumlah calon pelanggan yang ia pernah temui, tak peduli apakah terjadi penjualan atau tidak. Misalnya begini, untuk menjadi salesman yang berkualitas, setidaknya dibutuhkan bernegosiasi dengan 1.000 calon pelanggan.
Angka 1.000 pelanggan ini tidak bisa dikurang-kurangi. Padahal perusahaan maupun salesman ingin salesman baru cepat menjadi salesman berkualitas. Yang bisa dilakukan adalah mempercepat prosesnya, bukan memotong bagian dari proses itu.
Asumsinya begini: Jika dalam 1 hari seorang salesman biasa mendatangi 10 pelanggan, artinya untuk mendapatkan angka 1.000 dibutuhkan 100 hari (lebih dari 3 bulan), untuk mempercepat proses, jumlah kunjungan harus ditingkatkan menjadi misalnya 20 kunjungan per hari. Dengan begitu hanya dibutuhkan waktu 50 hari untuk menyelesaikan proyek 1.000 konsumen tersebut.
Dalam rangka meningkatkan jam terbang, tidak perlu memilih-milih calon konsumen mana yang harus dijadikan target. Juga tidak perlu berpikir banyaknya penolakan. Justeru penolakan itu yang akan membuat salesman baru menjadi kuat dan layak menjadi salesman berkualitas. Bahkan saya sering memberikan target bukan berapa konsumen yang harus closing, tapi target berapa jumlah penolakan yang didapat. Karena dengan perpikir mencari penolakan, akan menghilangkan ketakutan ditolak.
Ada proses asimilasi bagi orang yang belum pernah terjun ke dunia pemasaran agar tune in. Proses tersebut adalah dipaksa – terpaksa – bisa – biasa. Artinya jika berdasarkan formula yang ditemukan oleh salesman senior bahwa untuk menjadi salesman berkualitas membutuhkan 1.000 kali bernegosiasi, maka salesman harus dipaksa melakukan itu. Mereka dipaksa untuk bernegosiasi dengan 20 orang tiap hari, kalau kurang, berarti harus diganti hari berikutnya. Jika satu hari tidak mencapai 20 orang, berarti hari berikutnya akan semakin berat, karena harus menjalani 20 + defisit hari kemarin.
Dengan pola ini salesman baru pasti akan merasa tertekan dan stres, namun dengan terpaksa harus melakukan ini sampai berhasil. Jangan lupa, semangat mereka tiap hari tergerus oleh realita penolakan, sehingga harus diberi asupan motivasi agar tidak patah semangat.
Sekalipun dengan keterpaksaan, mereka tetap menjalani proses tersebut, maka mereka akan bisa dengan sendirinya. Setelah bisa melakukan dan terus melakukan itu, maka ia akan terbiasa. Hasil akhirnya adalah salesman yang punya pengalaman cukup dan memiliki mental baja yang pantang menyerah.
Dengan pola tersebut, seharusnya seorang salesman akan menjadi salesman berkualitas dalam waktu kurangn dari 3 bulan. Jika lebih dari itu, coba evaluasi kembali, barang kali ada proses yang tidak tepat atau memang Anda menemukan orang yang tidak tepat menjadi salesman.
Tenaga salesman yang tidak punya passion terhadap pekerjaanya hanya akan menjadi mesin pengantar barang yang tidak akan mampu mempengaruhi peningkatan pemasaran. Mengapa membutuhkan passion untuk pekerjaan salesman?. Pekerjaan salesman adalah pekerjaan yang paling sering mengalami penolakan dari konsumen. Satu atau dua penolakan mungkin masih belum begitu terasa, tapi bisa dibayangkan jika terjadi puluhan penolakan setiap harinya. Akibatnya banyak tenaga salesman yang hanya memiliki mental dan kemauan biasa-biasa saja akan berhenti bekerja dalam waktu singkat.
Saya sering mendengar sendiri dari orang-orang yang sedang mencari pekerjaan – orang ini benar-benar membutuhkan pekerjaan – namun ketika mengetahui pekerjaan yang ditawarkan adalah marketing atau salesman, mereka bertanya “Ada lowongan untuk bidang lain apa tidak Pak?”. Spontan saya tanya balik, “Memang kalau pekerjaanya pemasaran kenapa?”.
Alasan yang paling banyak mereka ungkapkan adalah tidak siap ditolak, kemudian gajinya tidak tetap. Untuk alasan pertama mungkin secara alamiah manusia memang tidak ingin mengalami penolakan. Namun untuk alasan kedua saya kira bukan bawaan lahir, tapi mind set yang terbentuk dari perjalanan kehidupan atau pendidikan yang ia dapatkan.
Saya sering tanya balik, “Anda pilih gaji tetap, tapi tetap kecil, atau gaji yang tidak tetap, kemungkinanya gaji anda bisa sangat besar atau bahkan tidak gajian sama sekali?”. Hasilnya sangat mengejutkan, lebih dari 80% pelamar menjawab ingin gaji tetap walaupun kecil asal masih diatas UMR.
Saya tidak tahu kenapa banyak sekali orang yang tidak berani bertaruh masa depanya dengan kemampuan yang dimiliki. Orang-orang yang mengharapkan gaji tetap tadi, menggambarkan bahwa ia tidak yakin dengan kemampuanya. Orang-orang seperti ini biasanya ketika bekerja tidak punya prestasi yang gemilang, apapun bidang pekerjaanya. Biasanya orang-orang seperti ini tidak punya mimpi yang besar tentang masa depanya, yang penting sudah bisa hidup normal, sudah OK.
Profesi salesman adalah profesi yang hampir mendekati pengusaha, karena disitu ia mempertaruhkan masa depanya pada hal-hal yang belum pasti, bisa untung, bisa rugi, bisa untung besar sekali atau bisa juga tidak mendapatkan apa-apa. Dibutuhkan jiwa entrepreneurship untuk bisa sukses menjadi salesman. Mungkin ini yang menyebabkan kebanyakan eksekutif sebuah perusahaan lebih banyak berasal dari divisi marketing ketimbang divisi lain.
Saya juga sering mendapatkan pertanyaan dari tenaga pemasaran yang belum lama terjun dibidang pemasaran. “Pak bagaimana caranya kita menjual produk tanpa penolakan dari calon konsumen?”. Saya bilang “Tidak ada caranya”. Bahkan produk itu anda jual kepada orang tua anda sendiri, atau bahkan anda jual kepada diri sendiri saja, masih mungkin mengalami penolakan, apalagi dijual kepada orang lain yang belum anda kenal. Salesman paling hebat di duniapun tidak akan bisa menjual produk tanpa kemungkinan penolakan.
Yang bisa dilakukan adalah memperkecil angka penolakan atau memperbanyak penawaran sehingga kemungkinan terjualnya bertambah besar.
Bagaimana cara memperkecil angka penolakan? Tentu dengan meningkatkan kualitas penawaran, mencari cara yang tepat agar mudah diterima, meningkatkan kemampuan menangkap keinginan calon konsumen dan cara-cara lain yang bisa meningkatkan mutu penawaran, baik secara proses maupun secara konten.
Sekarang pertanyaanya menjadi bagaimana cara meningkatkan mutu penawaran?.
Mutu penawaran tidak bisa lepas dari dua hal, yakni sistem yang telah dibentuk oleh marketing senior diperusahaan dan jam terbang salesman itu sendiri. Sistem yang telah dibakukan oleh perusahaan berdasarkan pengalaman para marketing senior yang sudah sarat dengan pengalaman di lapangan bisa membantu mengatasi masalah ini dengan instan. Namun tetap saja harus diiringi oleh kemampuan salesman mengimplementasikan sistem tersebut agar tetap luwes dan disesuaikan dengan gaya pemasaranya sendiri.
Lalu bagaimana cara meningkatkan jam terbang?
Kalau yang satu ini tidak bisa ditawar-tawar. Jam terbang tidak bisa dimanipulasi atau dibohongi. Jam terbang artinya berapa jumlah calon pelanggan yang ia pernah temui, tak peduli apakah terjadi penjualan atau tidak. Misalnya begini, untuk menjadi salesman yang berkualitas, setidaknya dibutuhkan bernegosiasi dengan 1.000 calon pelanggan.
Angka 1.000 pelanggan ini tidak bisa dikurang-kurangi. Padahal perusahaan maupun salesman ingin salesman baru cepat menjadi salesman berkualitas. Yang bisa dilakukan adalah mempercepat prosesnya, bukan memotong bagian dari proses itu.
Asumsinya begini: Jika dalam 1 hari seorang salesman biasa mendatangi 10 pelanggan, artinya untuk mendapatkan angka 1.000 dibutuhkan 100 hari (lebih dari 3 bulan), untuk mempercepat proses, jumlah kunjungan harus ditingkatkan menjadi misalnya 20 kunjungan per hari. Dengan begitu hanya dibutuhkan waktu 50 hari untuk menyelesaikan proyek 1.000 konsumen tersebut.
Dalam rangka meningkatkan jam terbang, tidak perlu memilih-milih calon konsumen mana yang harus dijadikan target. Juga tidak perlu berpikir banyaknya penolakan. Justeru penolakan itu yang akan membuat salesman baru menjadi kuat dan layak menjadi salesman berkualitas. Bahkan saya sering memberikan target bukan berapa konsumen yang harus closing, tapi target berapa jumlah penolakan yang didapat. Karena dengan perpikir mencari penolakan, akan menghilangkan ketakutan ditolak.
Ada proses asimilasi bagi orang yang belum pernah terjun ke dunia pemasaran agar tune in. Proses tersebut adalah dipaksa – terpaksa – bisa – biasa. Artinya jika berdasarkan formula yang ditemukan oleh salesman senior bahwa untuk menjadi salesman berkualitas membutuhkan 1.000 kali bernegosiasi, maka salesman harus dipaksa melakukan itu. Mereka dipaksa untuk bernegosiasi dengan 20 orang tiap hari, kalau kurang, berarti harus diganti hari berikutnya. Jika satu hari tidak mencapai 20 orang, berarti hari berikutnya akan semakin berat, karena harus menjalani 20 + defisit hari kemarin.
Dengan pola ini salesman baru pasti akan merasa tertekan dan stres, namun dengan terpaksa harus melakukan ini sampai berhasil. Jangan lupa, semangat mereka tiap hari tergerus oleh realita penolakan, sehingga harus diberi asupan motivasi agar tidak patah semangat.
Sekalipun dengan keterpaksaan, mereka tetap menjalani proses tersebut, maka mereka akan bisa dengan sendirinya. Setelah bisa melakukan dan terus melakukan itu, maka ia akan terbiasa. Hasil akhirnya adalah salesman yang punya pengalaman cukup dan memiliki mental baja yang pantang menyerah.
Dengan pola tersebut, seharusnya seorang salesman akan menjadi salesman berkualitas dalam waktu kurangn dari 3 bulan. Jika lebih dari itu, coba evaluasi kembali, barang kali ada proses yang tidak tepat atau memang Anda menemukan orang yang tidak tepat menjadi salesman.
Tuesday, June 4, 2013
Mengenal Sistem Televisi Kabel
Sering banget kita mendengar orang menyebut soal TV kabel. Apa sih bedanya dengan TV nonkabel?
Siaran televisi (TV) kabel memang sudah menjadi bagian hidup sebagian besar masyarakat Amerika Serikat. Sementara di Indonesia, hal itu masih jadi konsumsi yang cukup mahal. Dengan kondisi: jumlah operator sedikit, hanya terdapat di beberapa kota besar (seperti Jakarta, Medan, Bandung, dan Surabaya), serta jumlah pelanggan terbatas di masyarakat kelas atas. Sebenarnya, seperti apa sih TV kabel itu?Sesuai dengan namanya, kabel merupakan media penghubung antara operator siaran TV dan pelanggan. Sistem TV kabel yang pertama (dibuat pada tahun 1948) menggunakan kabel jenis twin lead. Kabel ini berbentuk pita seperti yang dipasang pada TV hitam putih. Sistem berikutnya (dibuat tahun 1950) telah menggunakan kabel coaxial. Kabel coaxial tersusun dari konduktor dalam yang diselimuti isolator dan konduktor luar, seperti yang dipasang antara antena dan pesawat TV zaman sekarang. Perkembangan selanjutnya, dimanfaatkan juga jaringan microwave, satelit, dan kabel serat optik.
Perjalanan TV kabel
Sebenarnya TV kabel pertama dibangun untuk mengatasi kesulitan menerima siaran televisi yang dialami oleh daerah dengan penerimaan sinyal buruk. Biasanya sebuah antena dipasang di menara yang terletak di puncak gunung atau tempat-tempat tinggi lain di daerah itu. Kemudian, kabel digunakan untuk menghubungkan antena dengan pesawat TV di beberapa rumah sekitarnya.
Tahun 1948, Ed Parson yang tinggal di Astoria, Oregon, membuat sistem community antenna television (CATV) dengan media kabel twin-lead dan dipasang dari satu atap rumah ke atap rumah lain. Sementara itu, pada tahun 1950, Bob Tarlton membangun sistemnya di Lansford, Pennsylvania, dengan menggunakan kabel coaxial yang dipasang pada tiang. Ia mendapat hak monopoli di kotanya dan menyiarkan tiga saluran bagi pelanggannya.
Ternyata kesulitan penerimaan siaran televisi tidak hanya terjadi di daerah-daerah terpencil, tetapi juga di kota-kota yang penuh dengan gedung-gedung tinggi. Karena itu, TV kabel juga berkembang di daerah perkotaan. Selain itu, semakin lama tidak hanya sekadar menjadi sambungan ekstensi dari siaran TV lokal saja, tapi sudah mampu memberikan layanan yang dapat menyaingi siaran TV lain.
Melihat perkembangan itu, Federal Communication Commision (FCC) membuat batasan bagi TV kabel untuk menerima siaran televisi jarak jauh. Pada awal tahun 1970, FCC memperkuat kebijakan tadi dengan membuat undang-undang yang membatasi kemampuan operator TV kabel dalam menyiarkan: film, sekilas peristiwa, dan lain-lain.
Akan tetapi, pada tahun 1972 dikeluarkan kebijakan deregulasi bertahap untuk TV kabel. Akibatnya, aturan-aturan semakin diperlonggar. Hal itu membangkitkan industri pembuat kelengkapan televisi kabel di tingkat lokal dan federal. Dengan demikian, terjadilah pertumbuhan layanan siaran dan penambahan pelanggan. Penggunaan teknologi microwave, komunikasi satelit, dan kabel serat optik sebagai media tambahan juga meningkatkan pertumbuhan layanan. Selain itu, diperoleh pula peningkatan saluran dengan cara kompresi data video digital.
Di Indonesia sendiri TV kabel muncul pada awal tahun 1990-an. Saat ini sedikitnya ada tiga operator yang masih terpaku untuk melayani kalangan tertentu di beberapa kota besar. Biaya penyambungan dan langganan yang tinggi membuat belum banyak orang berminat menjadi pelanggan. Belum lagi jumlah stasiun televisi yang tampaknya masih dapat memenuhi kebutuhan sebagian besar masyarakat kita. Apalagi dengan munculnya TV-TV lokal.
Headend adalah sumber dari sinyal yang dipancarkan ke sistem kabel. Headend tidak hanya menerima sinyal siaran lokal untuk dipancarkan saja, tetapi juga dapat menerima sinyal-sinyal: siaran dari kota yang jauh, siaran dari satelit, dan dari gelombang microwave. Karena itu, headend dilengkapi dengan perangkat penunjang, seperti menara dan berbagai jenis antena, termasuk antena parabola, untuk menerima siaran dari satelit.
Selain itu, headend bisa mempunyai program siaran sendiri sehingga membutuhkan studio yang memadai untuk menghasilkan program siarannya. Untuk aplikasi ini, headend dapat mengatur sendiri waktu dan saluran yang diperlukan. Adapun waktu dan saluran untuk community access biasanya dipercayakan kepada franchise lokal. Pada umumnya sistem TV kabel tidak dapat melakukan editing kontrol terhadap kualitas atau isi program-program community access.
Sistem kabel terdiri atas dua bagian, yaitu sistem trunk dan sistem distribusi. Sistem trunk berfungsi untuk mengirim sinyal ke kelompok-kelompok pelanggan. Perangkat-perangkat dalam sistem trunk adalah kabel trunk dan trunk amplifier. Trunk amplifier berfungsi untuk menguatkan sinyal yang melemah akibat panjangnya kabel. Ia dipasang pada tiap jarak tertentu. Jumlah amplifier yang dipasang pada kabel dibatasi oleh nilai noise dan distorsi pada amplifier bersangkutan. Kabel yang bermutu baik akan mengurangi jumlah amplifier untuk panjang kabel yang sama.
Sistem distribusi berfungsi untuk mendistribusikan sinyal ke tiap-tiap rumah dalam satu kelompok pelanggan. Antara sistem trunk dan sistem distribusi dipasang interface yang disebut bridger amplifier. Perangkat pendukung sistem distribusi adalah kabel distribusi, line extender amplifier, dan tap. Fungsi line extender amplifier pada sistem distribusi serupa dengan fungsi trunk amplifier pada sistem trunk. Tap berfungsi sebagai titik pengambilan sinyal atau percabangan untuk kabel drop yang dihubungkan dengan perangkat pada pelanggan. Berbeda dengan kabel distribusi yang berstruktur kaku, kabel drop mempunyai struktur yang fleksibel/lentur.
Di rumah pelanggan, keluaran kabel drop dihubungkan dengan TV atau VCR (video cassete recorder). Tetapi, jika TV atau VCR pelanggan tidak dapat menemukan seluruh kanal yang ada (karena VCR tidak kompatibel dengan sistem kabel), diperlukan converter yang berfungsi sebagai interface/penerjemah antara TV dan sistem kabel. Biasanya, converter telah disediakan oleh operator TV kabel. Jika sinyal siaran yang dikirim oleh headend melalui proses pengacakan (scrambling), pada converter harus dipasang descrambler.
Pita frekuensi dan kanal
Pita frekuensi sinyal operasi TV kabel relatif lebar, berkisar 50 MHz sampai dengan 450 MHz, bahkan hingga 1 GHz. Pita frekuensi selebar itu dibagi menjadi banyak kanal. Lebar tiap kanal disesuaikan dengan lebar pita video standar yang sebesar 4,2 MHz. Semakin banyak kanal yang digunakan, semakin lebar pula pita frekuensi yang diperlukan. Kanal-kanal ini dikirim secara serentak lewat kabel.
Masalahnya, walaupun sistem TV kabel mempunyai pita frekuensi yang lebar, pesawat TV yang digunakan tidak seperti itu. Karenanya, sistem ini menyediakan beberapa kanal (umumnya kanal 2,3,4,5) sebagai kanal rujukan bagi pesawat TV atau VCR. Di kanal itu pesawat TV berfungsi sebagai monitor dan pemilihan siaran dilakukan dengan mengatur tuner/penala pada converter.
Perkembangan sistem
Munculnya teknologi-teknologi terbaru dan meningkatnya kebutuhan penganekaragaman manfaat sistem TV kabel menyebabkan sistem ini berkembang dari waktu ke waktu. Perkembangannya terjadi pada perangkat keras maupun lunak. Di antaranya adalah penggunaan gelombang microwave, jika menara penerima siaran jarak jauh terletak jauh dari headend. Jika pemasangan kabel trunk atau distribusi sulit dilakukan atau mahal, maka gelombang microwave dapat digunakan sebagai pengganti.
Munculnya kabel serat optik, yang dapat dipakai pada sistem trunk maupun distribusi, menghasilkan sinyal siaran yang lebih baik karena tahan terhadap gangguan cuaca atau interferensi dari gelombang radio lain. Penggunaan kabel serat optik juga mengurangi jumlah amplifier yang digunakan karena kabel serat optik mempunyai nilai rugi kabel yang rendah.
Diterapkannya sistem digital pada perangkat-perangkat siaran maupun pesawat TV juga menimbulkan banyak perubahan. Teknik kompresi video digital membuat kapasitas sistem menjadi lebih tinggi sehingga memperbanyak jumlah kanal. Teknik-teknik Forward Error Correction (FEC) yang dapat memperbaiki kesalahan data akibat noise juga dimanfaatkan untuk mendapatkan laju transmisi yang lebih tinggi.
Yang cukup baru adalah pemanfaatan sistem kabel untuk Internet. Aplikasi ini bisa terjadi jika headend menambah fungsinya sebagai gateway Internet. Headend juga menjadi server untuk layanan web, e-mail, dan e-news. Untuk itu, sistem kabel harus menyediakan kanal dua arah bagi pengiriman dan penerimaan data dengan sistem LAN (Local Area Network).
Pengembangan-pengembangan lain sudah tentu harus terus dilakukan, mengingat banyak pesaing yang selalu berusaha menjadi “one stop server/operator” yang dapat memenuhi segala kebutuhan komunikasi sekaligus hiburan bagi pelanggannya. Persaingan bisa muncul dari sistem ponsel dengan TV selulernya yang lebih mobile atau saluran telepon tetap yang dapat dikembangkan menjadi pembawa sinyal siaran video. Dengan kelebihan-kelebihannya, sistem-sistem ini pastilah menjadi pesaing kuat bagi TV kabel.
Beberapa perusahaan Tv Kabel ternama di Indonesia
5 Menit Berkebun Bisa Bantu Kurangi Stres, Tambah Tenaga & Cegah Global Warming
Selain mempercantik tampilan rumah, berkebun juga punya efek positif untuk kesehatan mental. Psikolog klinis Dr. Kathryn Thirlaway menjelaskan, meluangkan waktu untuk mengurus tanaman di halaman rumah bisa mengurangi tingkat stres dan me-recharge kembali stamina secara mental.
"Berada di kebun bisa menjadi media untuk relaksasi, memunculkan rasa tenang dan membantu manajemen stres, termasuk mengurangi stres karena pekerjaan," ujar Dr. Kathryn, seperti dikutip dari Female First.
Berdasarkan hasil studi dari Cardiff University, ada lima yang manfaat yang didapat hanya dengan berkebun selama lima menit. Apa saja?
1. Mengurangi Stres
Taman atau kebun di sekitar rumah bisa menurunkan tingkat stres kurang dari lima menit. Melihat pemandangan yang dipenuhi bunga dan tanaman hijau akan cepat menimbulkan relaksasi pada otak yang tidak akan kita dapat saat menatap hiruk pikuknya perkotaan.
2. Relaks & Tambah Tenaga
Berkebun mengurangi kelelahan dan menimbulkan efek tubuh lebih bertenaga. Berada di dekat alam, meskipun dalam skala kecil memberi stimulasi pada otak untuk lebih relaks dan mengembalikan kembali daya konsentrasi yang sempat hilang karena stres.
3. Meningkatkan Kepercayaan Diri
Menata tanaman selama lima menit atau melakukan kegiatan lain yang berhubungan dengan alam bisa mengurangi tekanan mental. Selain itu juga membuat Anda berpikir lebih positif terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungan sekitar Anda.
4. Mengusir Bad Mood
Udara segar yang didapat dengan bertanam bisa membantu melawan rasa lelah dan meningkatkan mood positif. Coba sempatkan untuk olahraga ringan setelah berkebun, karena bisa jadi latihan meditasi yang efektif membantu pengobatan depresi.
5. Lebih Dekat dengan Keluarga
Penelitian menemukan, orang jadi 83 persen lebih mudah berinteraksi sosial dengan lainnya apabila berada di area yang terdapat pepohonan dan rerumputan. Dibandingkan dengan berada di lingkungan yang dipadati gedung-gedung dan kendaraan dengan sedikit tanaman hijau.
(hst/hst)
"Berada di kebun bisa menjadi media untuk relaksasi, memunculkan rasa tenang dan membantu manajemen stres, termasuk mengurangi stres karena pekerjaan," ujar Dr. Kathryn, seperti dikutip dari Female First.
Berdasarkan hasil studi dari Cardiff University, ada lima yang manfaat yang didapat hanya dengan berkebun selama lima menit. Apa saja?
1. Mengurangi Stres
Taman atau kebun di sekitar rumah bisa menurunkan tingkat stres kurang dari lima menit. Melihat pemandangan yang dipenuhi bunga dan tanaman hijau akan cepat menimbulkan relaksasi pada otak yang tidak akan kita dapat saat menatap hiruk pikuknya perkotaan.
2. Relaks & Tambah Tenaga
Berkebun mengurangi kelelahan dan menimbulkan efek tubuh lebih bertenaga. Berada di dekat alam, meskipun dalam skala kecil memberi stimulasi pada otak untuk lebih relaks dan mengembalikan kembali daya konsentrasi yang sempat hilang karena stres.
3. Meningkatkan Kepercayaan Diri
Menata tanaman selama lima menit atau melakukan kegiatan lain yang berhubungan dengan alam bisa mengurangi tekanan mental. Selain itu juga membuat Anda berpikir lebih positif terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungan sekitar Anda.
4. Mengusir Bad Mood
Udara segar yang didapat dengan bertanam bisa membantu melawan rasa lelah dan meningkatkan mood positif. Coba sempatkan untuk olahraga ringan setelah berkebun, karena bisa jadi latihan meditasi yang efektif membantu pengobatan depresi.
5. Lebih Dekat dengan Keluarga
Penelitian menemukan, orang jadi 83 persen lebih mudah berinteraksi sosial dengan lainnya apabila berada di area yang terdapat pepohonan dan rerumputan. Dibandingkan dengan berada di lingkungan yang dipadati gedung-gedung dan kendaraan dengan sedikit tanaman hijau.
(hst/hst)
Hindari Kesalahan Posisi Bercinta
Situs herbestlover mencatat empat kesalahan posisi bercinta paling umum yang dilakukan para pria. Kesalahan-kesalahan ini bisa membuat aktivitas seks jadi tidak menyenangkan dan wanita kehilangan kesempatannya untuk orgasme.
Kesalahan 1: meniru apapun yang ada di film porno
Pria yang belum berpengalaman soal seks beranggapan film porno bisa jadi contoh sempurna. Visualisasi yang ditampilkan di film tersebut seolah menggambarkan posisi apapun bisa membuat pasangan puas. Padahal kenyataannya tidak semua posisi seks yang ditayangkan di film porno nyaman untuk dilakukan. Posisi yang dicoba di film porno bisa jadi hanya untuk kepentingan keindahan gambar semata tanpa mementingkan kenyamanan orang yang melakukannya.
Posisi seks yang kerap dipraktekkan di film porno yaitu si wanita mengangkat kakinya ke pundak pria, kenyataannya adalah posisi paling buruk. Posisi tersebut bisa membuat wanita merasa kesakitan jika penetrasi yang dilakukan mengenai pria serviksnya.
Kesalahan 2: berusaha menahan berat badan
Bagi wanita, aktivitas seks berarti mereka bisa mendekatkan diri seintim mungkin dengan pasangannya. Jadi ketika para pria bercinta dengan posisi apapun dan berusaha menahan berat badannya agar tidak membuat pasangannya keberatan, ini justru kurang disukainya. Yang sebaiknya dilakukan pria adalah dengan sedikit menaruh beban tubuh pada wanita. Wanita cukup senang merasakan tekanan tubuh pasangan di dekat mereka.
Sebarapa keras tekanan tersebut? Gunakan perasaan dan lihat bagaimana ekspresinya. Kalau si wanita merasa tidak nyaman, dia akan menunjukkannya.
Kesalahan 3: membiarkan Wanita 'Bekerja' Sendiri di Posisi Woman On Top
Posisi woman on top termasuk yang disukai wanita karena bisa membuat mereka mencapai orgasme. Seringkali saat wanita berada dalam posisi ini, pria menjadi pasif. Padahal pria bisa membantu wanita mencapai klimaks dengan memberikan stimulasi tambahan seperti menyentuh payudaranya atau pundaknya.
Kesalahan 4: Mencoba Posisi Bercinta yang Tidak Biasa
Ingin mencoba bereksperimen dan agar tidak bosan, pasangan mencoba mengajak bercinta dengan posisi yang tidak biasa dan malah membuat Anda tidak nyaman. Sebenarnya pria tidak perlu melakukan hal itu. Lakukan seks dengan normal saja, seperti posisi misionaris. Yang bisa dilakukan agar seks tidak jadi membosankan adalah dengan mencoba berbagai tehnik foreplay yang bisa membuat Anda dan dia orgasme.
(eny/hst)wolipop.com
Subscribe to:
Posts (Atom)