Wednesday, September 19, 2012

Apa yang Terjadi Pada Tubuh Setelah Melahirkan??


Beberapa selebritas secara mengejutkan kembali langsing setelah melahirkan. Akibatnya, tidak heran banyak ibu baru yang bingung tentang apa yang terjadi setelah melahirkan. Sekarang akan kami pisahkan antara mitos dan fakta yang terjadi pada tubuh setelah melahirkan.

Anda akan langsung kehilangan berat 4,5 kg
Benar: Kurangi berat Anda dengan bayi seberat 3,5 sampai 4 kg, ditambah dengan 1 kg darah dan air ketuban, maka Anda dipastikan kehilangan berat sebanyak 4,5 kg di rumah sakit setelah melahirkan.

Setelah minggu pertama Anda akan kehilangan 1,5 sampai 2,5 kg kadar air dalam tubuh. Tetapi butuh waktu untuk kembali ke berat badan sebelum melahirkan," ujar Lisa Druxman, seorang pelatih fitnes dan penulis “Lean Mommy”. "Butuh waktu sembilan bulan untuk menaikkan berat badan Anda, setidaknya butuh waktu yang sama untuk menurunkannya.”

Rambut Anda akan rontok
Benar: Sekitar 50 persen wanita akan mengalami kerontokan rambut setelah melahirkan. "Kejadian ini dinamakan 'telogen effluvium' dan terjadi kapan saja di antara satu sampai enam bulan setelah melahirkan," ujar Francesca Fusco, asisten profesor dermatologi di Mount Sinai School of Medicine, New York.

Selama kehamilan akan ada peningkatan hormon, yang memperlambat proses pengelupasan dan mempertebal rambut. Hormon akan kembali seimbang setelah melahirkan, rambut akan kembali ke siklus normal pengelupasan dan pertumbuhan rambut. Untuk menjaga rambut tetap sehat dan mengurangi rambut rontok, Francesca menyarankan untuk banyak memakan makanan yang tinggi kadar protein, zat besi, seng, antioksidan dan silika, yang merupakan nutrisi untuk kulit kepala dan rambut.

Anda harus makan lebih banyak ketika menyusui
Salah: Kalori untuk ASI sebagian besar akan berasal dari cadangan tubuh. (yakni lemak yang menumpuk di pinggul saat kehamilan!) Targetkan untuk menurunkan 0,5 sampai 1 kg berat badan untuk setiap satu pekan, sampai Anda mencapai berat yang diinginkan.

Jika berat Anda turun sampai lebih dari 1 kg untuk setiap pekan, Anda mungkin harus menambahkan camilan ekstra untuk mengurangi penurunan berat badan. "Sangat penting untuk makan dalam porsi penuh, karena vitamin dan mineral dari makanan akan dipompa ke dalam ASI," ujar Melinda Johnson, dosen Arizona State University. "Fokuslah untuk makan secara teratur dengan banyak buah, sayur, susu rendah lemak, gandum dan protein, dan konsultasikan dengan dokter Anda mengenai vitamin yang Anda konsumsi sebelum kehamilan selagi Anda menyusui.

Kehilangan kulit bersih setelah melahirkan, halo jerawat!
Benar: Selama kehamilan, akan ada peningkatan sirkulasi darah sampai 50 persen. Hal ini meningkatkan aliran darah di banyak tempat, terutama di wajah, pembuluh darah akan melebar untuk menampung bertambahnya volume darah.

Jika kulit Anda kembali ke keadaan sebelum hamil, jerawat akan muncul pada saat Anda berhenti menyusui, mulailah menggunakan 'retinoid' atau 'OTC retinol', ujar Francesca. "Hal ini akan mempercepat regenerasi sel dan membuat wajah kembali bercahaya." Untuk jerawat yang besar, bicarakan dengan dokter Anda mengenai resep yang mengandung retinoid dan antibiotik anti jerawat seperti clindamycin or benzoyl peroxide.

Menyusui membuat berat badan Anda turun
Benar: Bayi dengan ASI eksklusif membutuhkan 500 sampai 800 kalori per hari untuk tumbuh kembang yang sehat. Jika ASI Anda yang memberi semua kalori itu, tebaklah dari mana kalori itu berasal?

"Menopang bayi dengan ASI artinya Anda menggunakan kalori Anda sendiri untuk memberi makan anak Anda," ujar Johnson. Jangan kecewa jika berat badan tidak turun secepat yang Anda inginkan — semakin lama Anda menyusui anak, semakin membantu penurunan berat badan.

Ibu yang baru melahirkan harus menunggu beberapa bulan untuk olahraga
Salah: Ada beberapa latihan, seperti kegel dan memperkuat perut (menggerakkan otot perut, punggung dan bokong pada saat yang sama), hal itu bisa Anda lakukan langsung setelah melahirkan. Tapi melakukan latihan penuh Anda harus melakukannya secara perlahan. "Seperti langkah bayi" gurau Druxman. "Ambilah beberapa langkah lebih setiap hari dan Anda akan kembali ke keadaan Anda dulu.”

Kerutan setelah melahirkan di perut karena rahim tertarik
Salah: Kelebihan lemak di perut dinamakan 'diastasis recti', perpisahan dari otot perut yang paling luar, jaringan yang menahan otot tertarik dan mejadi tipis. Jadi sekarang jaringan tipis tersebut yang menahan organ, bukannya otot perut," ujar Julie Tupler, penulis “Lose Your Mummy Tummy.”

"Untuk mendapat perut Anda kembali ada 3 cara, kardio, berolahraga, dan makanan sehat." ujar Druxman.

Bekas perut yang melar akan permanen
Salah: Sampai 90 persen wanita akan menghadapi bekas perut yang melar selama kehamilan, menurut Francesca. "Bekasnya adalah akibat dari peningkatan berat badan yang drastis, tubuh akan membesar lebih cepat dan kulit akan tertarik."

Sebagai tambahan, penambahan hormon bernama 'glucocorticoid' selama kehamilan memperlambat pembentukan kolagen dan serat elastin dalam kulit. Kuncinya adalah pengobatan secepat mungkin ketika bekas melarnya masih baru dan berwarna merah, merah muda atau ungu.

Berikut adalah apa yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi tanda kerutan bekas melahirkan:

- Minum banyak air untuk meingkatkan tingkat elastisitas kulit.
- Hindari makanan berbahan kanji, makanan manis, dan asin yang bisa membuat kegemukan dan perut sebah.
- Banyak makan buah jeruk-jerukan dan makanan yang tinggi vitamin C, yang merupakan vitamin penting dalam produksi kolagen.
- Oleskan minyak topikal seperti Bio Oil di trimester pertama, untuk memaksimalkan elastisitas kulit dan membantu menjaga kelembapan.


Oleh FITNESS Magazine | Healthy Living – Rabu 12 September 2012
Oleh Ayren Jackson-Cannady

Wednesday, September 12, 2012

Gejala Nyeri ini Jangan Abaikan


Ghiboo.com - Dalam banyak kasus, nyeri bisa disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Nyeri juga bisa memberikan sinyal adanya ketidakberesan pada kesehatan Anda.

Menurut beberapa ahli, kondisi nyeri berikut ini harus patut Anda berikan perhatian khusus. Apa saja sih? Ini dia yang dilansir melalui msn (11/9).

Nyeri dada

Nyeri dada seperti ditusuk-tusuk, sesak nafas dan sakit di bagian tubuh atas, menjadi pertanda adanya masalah pada jantung Anda. Parahnya, wanita berisiko lebih tinggi dibanding pria.

Nyeri kepala berat

Bisa saja itu migrain. Namun, bila tidak disertai dengan gejala migrain lainnya, dan tiba-tiba terserang nyeri kepala hebat, kemungkinannya Anda mengalami aneurisma otak. Aneurisma otak merupakan sebuah kelainan pembuluh darah otak akibat pecahnya aneurisma, dapat menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit.

Gigi nyut-nyutan

Sakit gigi bisa disebabkan saraf gigi yang rusak, karena enamel retak atau busuk. Jika dibiarkan, bakteri mulut akan menyerang saraf. Ini waktunya Anda melakukan kontrol ke dokter gigi.

Pegal pinggang belakang

Jika pinggang kanan Anda terasa ditusuk-tusuk dan disertai muak dan demam, bisa menjadi pertanda Anda memiliki usus buntu. Bagi wanita, bisa juga sinyal adanya kista ovarium.

Nyeri perut disertai kembung

Perut kembung tak hanya pertanda Anda salah makan, tetapi bisa menunjukkan gejala kanker ovarium. Di tahun 2007, Gynecologic Cancer Foundation merilis gejala awal bentuk kanker: kembung, nyeri panggul atau perut dan susah makan. Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut hampir setiap hari lebih dari dua atau tiga minggu, siap-siap cek ke dokter.

Nyeri punggung disertai jari-jari kaki kesemutan

Ini bisa menjadi sinyal adanya masalah pada saraf tulang belakang Anda. Cincin pelindung tulang belakang Anda mungkin menekan saraf tulang belakang, sehingga menyebabkan nyeri punggung yang parah. Segera temui dokter ahli saraf, karena bila dibiarkan bisa berisiko kerusakan saraf permanen.

Nyeri kaki disertai bengkak

Jika betis Anda terlihat bengkak, merah atau terasa hangat saat disentuh, Anda mungkin mengalami trombosis vena (DVT) atau dikenal sebagai gumpalan darah. Waspadai, karena gumpalan bisa menghambat pembuluh darah di betis. Parahnya, gumpalan tersebut bisa masuk ke dalam paru-paru dan mengancam nyawa Anda.

Sunday, September 9, 2012

Angin Duduk ?


Istilah angin duduk digunakan untuk menggambarkan gejala nyeri dada seperti rasa ditekan, keluar keringat dingin, perut kembung, ulu hati seperti ditusuk-tusuk sehingga menimbulkan rasa mual, dan dianggap lebih parah dari masuk angin biasa.
Langkah yang umum dilakukan adalah dengan minum larutan tolak angin, menggosokkan balsam, atau melakukan kerokan di bagian tubuh yang dirasa sakit. Namun, bisa saja 30 menit kemudian penderita meninggal dunia.
"Itu terjadi pada suami saya. Sehari sebelum meninggal, dia masih mengajak anak-anak bersepeda. Sorenya, mencuci mobil di halaman depan. Esok paginya, dia sehat bugar ketika berangkat kerja."
"Menjelang siang, dia telepon dan mengaku nyeri dada disertai berkeringat gede-gede. Ketika teman kantor mengajaknya makan siang, mereka mendapati suami saya sudah tertelungkup ke atas meja dan tidak bernapas lagi."
"Sebelumnya, dia memang sering mengeluh nyeri di bagian bawah dada. Begitu dikerok, sembuh, makanya kami menduga itu adalah angin duduk," cerita Mercy Sinambela, 38 tahun.
Di dalam dunia medis, istilah angin duduk mengarah pada penyakit jantung yang disebut Sindroma Koroner Akut (SKA). SKA adalah salah satu manifestasi klinis dari Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian.
Gejala awalnya berupa nyeri dada yang disebut angina pectoris, yaitu suatu sindrom klinis berupa serangan nyeri dada. Sejauh ini, penderitanya lebih banyak orang dewasa - terutama pria - yang tidak menjalankan pola atau gaya hidup sehat.
"Kasus yang paling banyak terjadi adalah pasien tidak cepat memeriksakan diri meski sudah mengalami gejala-gejala tadi. Jadi jika Anda tiba-tiba merasa nyeri dada, sebaiknya tidak melakukan aktivitas fisik apa pun termasuk melakukan hubungan seksual. Secepatnya pergi ke rumah sakit untuk ditangani oleh ahli jantung atau dokter bagian kardiovaskular," saran dokter Femmy Nurul Akbar, SpPD yang ditemui disela-sela tugas prakteknya sebagai Spesialis Penyakit Dalam di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), Jakarta Selatan.
Angina terjadi saat istirahat dan terus menerus, biasanya lebih dari 15 menit. Angina mengalami peningkatan dengan semakin lama waktu nyerinya atau lebih mudah tercetus.
Melalui sebuah jurnalnya, Guru Besar Bidang Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Prof. DR. dr. Teguh Santoso, SpPD, menyarakan agar pasien segera mendapatkan pertolongan tidak lewat dari 15 menit setelah serangan nyeri pertama.
Variasi rasa nyerinya, menurut Profesor Teguh, dada seperti ditekan, diremas-remas yang rasanya menjalar ke leher dan lengan, atau merasa terbakar dengan sesak napas dan keringat dingin. Keluhan dapat merambat ke kedua rahang gigi, bahu, serta punggung. Lebih spesifik, ada juga yang disertai kembung pada ulu hati seperti maag.
Sumber masalah sesungguhnya hanya terletak pada penyempitan pembuluh darah jantung (vasokonstriksi). Penyempitan tersebut menyebabkan sebagian jantung tidak mendapat oksigen dan nutrisi yang cukup, sehingga pasokan darah ke jantung pun tidak seimbang. Kondisi ini akhirnya mengakibatkan kerusakan pada otot jantung yang dapat menyebabkan kematian.
Prof. Teguh mengatakan, satu-satunya pencegahan yang dapat dilakukan hanyalah melonggarkan sumbatan yang terjadi, yaitu dengan memberikan obat antiplatelet (sel pembeku darah) dan anti koagulan. Atau mengantisipasi ketidakseimbangan suplai oksigen dan kebutuhan oksigen ke jantung dengan nitat, betabloker, dan kalsium antagonis.
"Obat antiplatelet yang paling murah dan gampang, ya aspirin. Selain bermanfaat sebagai pertolongan pertama mengatasi nyeri, obat ini juga untuk melonggarkan kembali pembuluh darah yang tersumbat. Kalau berdasarkan hasil diagnosa dokter Anda menderita gangguan jantung, sebaiknya membawa tablet antiplatelet ke manapun Anda pergi, sebagai pertolongan awal sebelum ke rumah sakit. Berikutnya, ikuti semua saran dokter dalam hal pengobatan medis dan pola hidup sehat. Kesembuhan Anda, tergantung pada kepatuhan Anda pada dokter yang menangani," tegas dokter Femmy. (ib)
(Majalah Good Housekeeping Indonesia, edisi Maret 201 ) -  Ghiboo.com 

Monday, September 3, 2012

Cara Yang Baik Menghilangkan Kebiasaan Isap Jempol Pada Anak


Banyak dampak yang diakibatkan karena kebiasaan mengisap jempol yang dilakukan anak. Tak heran kerap membuat orangtua khawatir akan dampak buruk pada perkembangan anak. Bagaimana caranya supaya kebiasaan mengisap jempolnya hilang?
Spesialis Anak RS Graha Husada Bandar Lampung, dr H Amran Harun SpA, menjelaskan yang dapat dilakukan orangtua prinsipnya ada dua. Pertama adalah mengetahui penyebabnya.
Sebelum pengobatan dimulai, kebiasaan anak sehari-hari harus diketahui termasuk cara anak beradaptasi terhadap lingkungan sekitar. Bila faktor pencetus emosional dan psikologis ditemukan, maka terapi anak dimulai.
Hal kedua yang dilakukan adalah menguatkan anak. Terapi harus dimulai dengan keikutsertaan anak, kerjasama dan yang paling penting ketertarikan untuk menghentikan kebiasaan tersebut. Orangtua diingatkan untuk tidak memberikan hukuman pada anak karena anak akan semakin menolak untuk menghentikan kebiasaan ini.
Bila kebiasaan ini menetap setelah berumur 4 tahun, maka mulai dilakukan tindakan dengan memodifikasi perilaku dan beberapa pendekatan positif. Melatih anak sejak bayi dengan bermain seperti bertepuk tangan sambil bernyanyi dan lain-lain.
Mengingatkan anak, dapat dengan cara memberi catatan atau kalender yang menyatakan keberhasilan anak tidak menghisap jempol.
Atau bisa memberi hadiah stiker, buku cerita, perilaku khusus atau waktu berlibur dengan orangtua bila anak bebas mengisap jempol satu hari. Cara lain adalah dengan menghargai anak-anak bila tidak mengisap jempol, atau memberikan zat yang pahit yang dioleskan pada jempol pada waktu pagi, malam dan waktu anak mulai mengisap jempol.
TRIBUNNEWS.COM